Kamis, 14 April 2011

NUZUL Al-QUR’AN_ abdul.com


NUZUL Al-QUR’AN
I.          PENDAHULUAN
Al-quran itu diturunkan untuk penuntun kehidupan umat manusia menurut apa yang dikehendaki kepada jalan yang benar / betul. berdiri diatas kehidupan yang mulia dan diridhoi untuk mempertebal keimanan kepada Allah dan rasulnya, menetapkan hal ihwal kejadian-kejadian yang berlaku sekarang dan untuk masa depan. dan al quran adalah mukzijat islam yang abadi, dimana kemajuan ilmu itu tidak akan bertambah kecuali dengan meresapkan al-quran ini kedalam jiwa.
II.       RUMUSAN MASALAH
A.     Pengertian Nuzul Al-Qur’an?
B.     Proses Pewahyuan?
C.     Cara Turunnya Al-Qur’an?
D.     Ayat Pertama dan Terakhir yang Diturunkan?
E.      Hikmah Diturunkan Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur?
III.    PEMBAHASAN
A.    Pengertian Nuzul Al-Quran
Nuzulul Qur'an yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur'an (kitab suci agama Islam) sedangkan menurut istilah adalah penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul terakhir yakni Nabi Muhammad SAW.[1] 
 Al-Qur'an (Ejaan KBBI: Alquran, dalam bahasa Arab قُرْآن) adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam memercayai bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril.
Ditinjau dari segi kebahasaan (etimologi), Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca.
 Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul Qodar yang tepat pada. 17 romadhon. yang merujuk kepada peristiwa-peristiwa yang penting. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada "malam kemuliaan ".
2. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surat Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi, yaitu : 
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$#  $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Menurut riwayat, sebelum wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad SAW sudah pernah menerima wahyu yang pertama, kurang lebih dua setengah tahun lamanya. Sesudah menerima wahyu yang pertama barulah Rasulullah menerima wahyu yang ke dua. Yaitu ketika nabi muhammad sedang berada di Gua Hira', tiba-tiba terdengarlah suara dari langit, beliau mengadah tampaklah malaikat jibril a.s. ketika saat itulah jibril menyampaikan wahyu Allah yang kedua kepada beliau yang berbunyi seperti yang telah dijelaskan diatas.
Setelah menerima wahyu itu maka Rasulullah kembali ke rumah dalam keadaan gemetar, sehingga minta diselimuti oleh istrinya Sitti Khadijah.
Itulah wahyu yang pertama diturunkan olah Allah s.w.t. kepada nabi Muhammad s.a.w. dan itulah pula pengobatan beliau sebagai Rasulullah. Atau utusan Allah kepada seluruh umat manusia, untuk menyampaikan risalah-risalahnya.
B.     Proses Pewahyuan
Dipercayai oleh umat Islam bahwa penurunan Al-Qur'an terjadi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Oleh karena itu para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu : [2]
1.      Periode Mekkah
Periode Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat makkiyyah. Contoh Surat-surat makkiyyah.
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ 
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”

2.      Periode Madinah.
 Sedangkan periode Madinah dimulai dari peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# ¼ã&s!qßuur Ÿwur (#öq©9uqs? çm÷Ytã óOçFRr&ur tbqãèyJó¡n@  

" Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya) ".  (Surat l-Anfaal:Ayat 20)
C.    Cara Turunnya Al-Qur’an
Turunnya Al-Qur’an menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah dibagi menjadi dua macam yaitu secara Ibtida’i dan Sababi.
1. Secara ibtida’i yaitu ayat Al-Qur’an yang turun tanpa didahului oleh suatu sebab yang melatarbekanginya. Dan mayoritas ayat-ayat Al-Qur’an turun secara ibtida’i, diantaranya firman Allah ta’ala :
Nåk÷]ÏBur ô`¨B yyg»tã ©!$# ïúÈõs9 $oY9s?#uä `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù £`s%£¢ÁoYs9 £`tRqä3uZs9ur z`ÏB tûüÅsÎ=»¢Á9$#
Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah; sesungguhnya Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bershadaqah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih” (QS. At-Taubah : 75).
2. Secara sababi yaitu ayat Al-Qur’an yang diturunkan didahului oleh suatu sebab yang melatarbelakangi.  dan Sebab-sebab tersebut bisa berupa:
a. Pertanyaan yang dijawab oleh Allah ta’ala.
.......يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأهِلّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنّاسِ وَالْحَجّ   
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah : “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji” (QS. Al-Baqarah : 189).
b. Kejadian sebuah peristiwa yang membutuhkan penjelasan dan peringatan.
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنّ إِنّمَا كُنّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ
”Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab : “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja” (QS. At-Taubah : 65).
c.  Adanya suatu permasalahan yang membutuhkan penjelasan hukumnya.
قَدْ سَمِعَ اللّهُ قَوْلَ الّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِيَ إِلَى اللّهِ وَاللّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمآ إِنّ اللّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
”Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Al-Mujaadilah : 1)
D.    Ayat Pertama dan Terakhir yang Diturunkan
Ada orang yang  menganggap bahwa Rasulullah SAW menerima al-Qur’an yang diturunkan kepadanya itu ialah karena kuat daya ingatannya dalam menangkap setiap bentuk apa yang diturunkan dari yang maha tinggi. Karena tinggi dan agungnya keduduksan al-Qur’an itu maka mempelajarinya itu dapat mengubah jalan hidup seseorang. Peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam al-Qur’an itu dapat mengubah ikatan langit dan bumi, dan menghubungkan dunia dan akhirat dan mengetahui sejarah tasyri’. Sumber yang pertama dan asli dari islam itu ialah al-Qur’an. Dia merupakan seorang guru yang memberikan gambaran secara berangsur-angsur mengenai hukum-hukum. yang mula-mula turun
Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa ayat yang mula-mula turun ialah surat Al Alaq ayat 1-5, bassmallah, Al-Fatihah tetapi semua mayoritas jumhur ulama mengatakan bahwa ayat yang pertama turun surat Al- alaq [3]
Sedangkan ayat yang terakhir turun disini juga banyak perbedaan dalam mengatakan ayat berapa yang turun ada yang mengatakan ayat pertama  yyang turun tenteng riba, ada pula yang mengatakan tenteng hutang piutang dan ada pula ayat kalalah tetapi dalam hadits imam bukhari dan lainnya seperti ibnu Abbas ra mengatakan bahwa ayat yang terakhir turun surat An nisaa’ ayat 93 karena menurutnya ayat ini di nasikhkan hal ini menunjukkan bahwa akhir ayat yang diturunkan Allah tentang hukum membunuh orang mukmin dengan sengaja.[4]
E.     Hikmah Diturunkan Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur
Tentang hikmah turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur berdasarkan nash kami dapat mengambil kesimpulannya sebagai berikut.
a.       Menetapkan hati rasul
Dakwah yang dilakukan rasul itu ditujukan kepada orang banyak. Diantara mereka terdapat orang-orang yang anti, menerima, dan orang-orang yang bersifat kasar dan bengis. Mereka menentang rasul da menyakitinya.
Dengan wahyu itulah tuhan menetapkan hati Nabi atas yang hak (yang benar). Diasahnya keteguhan dan pendirian Nabi dalam mengayunkan langkah dalam menjalankan tugas kerasulannya. Allah menerangkan kepada rasul apa-apa yang di alaminya dan dialami oleh Nabi-nabi terdahulu, yang juga mengalami nasib yang sama dengan dia. Dalam sejarah, inilah yang merupakan hiburan baginya dalam menghadapi kaum yang menyakitiya itu. Allah berfirman:
ôs% ãNn=÷ètR ¼çm¯RÎ) y7çRâósus9 Ï%©!$# tbqä9qà)tƒ ( öNåk¨XÎ*sù Ÿw štRqç/Éjs3ム£`Å3»s9ur tûüÏHÍ>»©à9$# ÏM»tƒ$t«Î/ «!$# tbrßysøgs ÇÌÌÈ   ôs)s9ur ôMt/Éjä. ×@ßâ `ÏiB y7Î=ö7s% (#rçŽy9|Ásù 4n?tã $tB (#qç/Éjä. (#rèŒré&ur #Ó¨Lym öNßg9s?r& $tRçŽóÇtR 4 Ÿwur tAÏdt7ãB ÏM»yJÎ=s3Ï9 «!$# 4 ôs)s9ur x8uä!%y` `ÏB &Î*t6¯R šúüÎ=yößJø9$# ÇÌÍÈ  
33. Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.
34. dan Sesungguhnya telah didustakan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. dan Sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita Rasul-rasul itu.”( Qs. Al-an’am 33-34)
Dalam ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad s.a.w. dengan menyatakan bahwa orang-orang musyrikin yang mendustakan Nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan Allah sendiri, karena Nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah.
b.      Mengajak bertanding orang-orang musyrik
Orang-orang musyrik semakin meningkatkan penganiayaan , malah sudah sampai ketigkat kurang ajar. Mereka menanyakan kepada Nabi SAW hal-hal yag ajaib, seperti kiamat, tentang azab dan siksaan di akhirat.
Maka turulah al-Qur’an menerangkan kepada mereka itu dengan bentuk yang sebenarnya. Menjelaskan tentang apa yang mereka tayakan itu. Sebagai mana firman Tuhan dalam al-Qur’an.
Ÿwur y7tRqè?ù'tƒ @@sVyJÎ/ žwÎ) y7»oY÷¥Å_ Èd,ysø9$$Î/ z`|¡ômr&ur #·ŽÅ¡øÿs? ÇÌÌÈ  
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.”
Maksudnya: Setiap kali mereka datang kepada Nabi Muhammad S.A.W membawa suatu hal yang aneh berupa usul dan kecaman, Allah menolaknya dengan suatu yang benar dan nyata.
c.       Mudah menghafal dan memahaminya
Sebenarnya al-Quran diturunkan kepada bangsa yang umi (buta huruf). Tidak pandai membaca dan tidak pandai menulis, untuk mengingat kembali apa yang dihafalkanya itu. Mereka itu tidak mempuyai ilmu dengan tulisan dan pembukuan karena belum mengenal hal tersebut. Qs. Al-jumah ayat2
uqèd Ï%©!$# y]yèt/ Îû z`¿ÍhÏiBW{$# Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Ftƒ öNÍköŽn=tã ¾ÏmÏG»tƒ#uä öNÍkŽÏj.tãƒur ãNßgßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur bÎ)ur (#qçR%x. `ÏB ã@ö6s% Å"s9 9@»n=|Ê &ûüÎ7B  
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.( Qs. Al-jumah ayat2)
Bagi bangsa yang buta huruf, sulit bagi mereka menghafal al-Qur’an kalau diturunkan secara sekaligus. Begitu juga memahami bartinya da menyusun ayat-ayatnya. Sebab itu lbih baik baginya al-Qur’a tidak diturunkan sekaligus. Hal ini membantu dalam mengahafal dan memahami ayat-ayat tersebut. Ketika ayat-ayat itu diturunkan, maka sahabat lagsug menghafalnya. Cara seperti ini terus menerus dijalankan dalam kehidupan Tabi’in.
Konon taurat diturunkan sekaligus, karena nabi yang menerimanya dapat membaca dan menulis, musa AS. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dan tidak  dapat dituklis seketika karena ia diturunkan kepada seorang nabi yang tak kenal baca-tulis (ummi).[5]
d.      Dalil qothi’ bahwa al-Quran itu diturunkan oleh Allah
Inilah al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah secara berangsur-angsur selama lebih dari dua puluh tahun. Turun satu ayat atau beberapa ayat. ayat-ayat itu tersusun dengan rapi, susunan perkataannya itu elok, artinya jelas dan mudah dipahami. metodenya bagus, ayat dan suratnya itu bersesuaian. seakan-akan satu himpunan yang susunannya itu tidak ada bandingannya. dan tidak bisa dicontoh oleh manusia manapun dan pada masa apapun.
!9# 4 ë=»tGÏ. ôMyJÅ3ômé& ¼çmçG»tƒ#uä §NèO ôMn=Å_Áèù `ÏB ÷bà$©! AOŠÅ3ym AŽÎ7yz  
“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci[707], yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu.” (Q.S. Huud ayat 1)
Maksudnya: diperinci atas beberapa macam, ada yang mengenai ketauhidan, hukum, kisah, akhlak, ilmu pengetahuan, janji dan peringatan dan lain-lain
e.       Segi pendidikan dan pengajaran
Pengajaran yang ilmiah itu berpedoman kepada dua hal yang menjadi asas memelihara keseimbangan rasa dan karsa bagi murid-murid dan menumpuk kemampuan akal, jiwa dan tubuh.
Dengan turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur itu n merupakan penolong yang baik untuk menghapal, memahami, dan mempelajarinya. mengatur arti dan perbuatan yang terdapat didalamnya. dijelaskan bahwa al-qur’an itu diturunkan, mentela’ah wahyu dengan membaca dan mempelajarinya. [6]
IV.       KESIMPULAN
Allah menurunkan Al-quran kepada rasul kita Muhammad SAW untuk menunjuki umat manusia menuju jalan yang benar, turunnya Al-quran merupakan berita yang menakjubkan bagi umat islam tetapi adapula penghuni bumi ini yang masih meragukan apa yang terkandung semua yang ada dalam Al-quran yang telah turun secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun . Yang diawali oleh surat Al-Alaq. Wahyu turun melalui perantara malaikat jibril.
Adapun hikmah diturunkannya Al-Qur’an ialah untuk menguatkan hati nabi dalam menghadapi orang-orang yang menentangnya.


V.          PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila masih banyak terjadi kesalahan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif  supaya dalam penyusunan makalah ke depan lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi pemakalah dan pembaca pada umumnya.




DAFTAR PUSTAKA
Quthan Mana’ul, Pembahasan Ilmu Al-Quran, Jakarta, PT Rineka Cipta,1993.
As-Shailih Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1990.
http//wikipedia.com
http//alilmu.wordpress.com



































[1]diambil dari  http//wikipedia.com
[2]diambil dari  http//alilmu.wordpress.com
[3] Quthan Mana’ul, Pembahasan Ilmu Al-Quran, Jakarta, PT Rineka Cipta 1993, hal 69-74

[4] ibid.  hlm.74-79.
[5] al-itqan I, hal. 71, kutipan dari al-burhan I, hal. 231
[6] ibid.  hlm.135-136

Tidak ada komentar:

Posting Komentar