Kamis, 14 April 2011

KHILAFAH IBNU ABBASIYAH


KHILAFAH IBNU ABBASIYAH

I.        PENDAHULUAN
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab Al-Hadharah al-Islamiyah, kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. Peradaban Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain menjadi bangsa yang maju.
Dengan cepat kebudayaan dan peradaban Islam berkembang kepenjuru dunia, sepeninggal Hisyam bin Abd al-Malik, Khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah, tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi. Akhirnya pada tahun 750 M, Daulah Bani Umayyah dapat digulingkan dan pemerintahan pun berpindah tangan kepada Bani Abbasiyah.
Dalam pemerintahan masa Bani Abbasiyah kemajuan-kemajuan telah dirasakan oleh kaum muslimin, terlebih ketika pemerintahan di pegang oleh khalifah Harun al-Rasyid dan putranya Al-Makmun.

II.        RUMUSAN MASALAH
A.    Masa keemasan Bani Abbasiyah.
B.     Faktor pendukung masa keemasan.
C.     Lahirnya tokoh-tokoh intelektual muslim.

III.        PEMBAHASAN
A.    Masa Keemasan Bani Abbasiyah
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah atau khilafah Abbasiyah, sebagai mana disebutkan melanjutkan kekuasan Bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan membagi masa pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi lima periode:
1.      Periode pertama (132 H / 750 M – 232 H / 847 M) disebut periode pengaruh Persia pertama.
2.      Periode kedua (232 H / 847 M – 334 H / 945 M) disebut masa pengaruh Turki pertama.
3.      Periode ketiga (334 H / 945 M – 447 H / 1055 M) disebut masa pengaruh Persia kedua.
4.      Periode keempat (447 H / 1055 M – 590 H / 1194 M ) disebut juga masa pengaruh Turki kedua.
5.      Periode kelima (590 H / 1194 M – 656 H / 1258 M), masa khilafah bebas dari pengaruh Dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar Baghdad.
Pada periode pertama pemerintah Bani Abbasiyah mencapai masa keemasaannya, secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasan politik dan agama sekaligus. Disisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Masa pemerintahan Abi al-Abbas, pendiri Dinasti  ini, sangat singkat yaitu dari tahun 750 M sampai 754 M. Karena itu, pembina sebenarnya dari Daulat Abbasiyah adalah Abu Ja’far al-Masyur (754 – 775 M). Dia dengan keras menghadapi lawan-lawannya dari Bani Umayyah, Khawarij dan juga Syi’ah yang merasa dikucilkan dari kekuasaan.
Kalau dasar-dasar pemerintahan Daulat Abbasiyah diletakkan dan dibangun oleh Abu al-Abbas dan Abu Ja’far al-Mansyur, maka puncak keemasan dari Dinasti ini berada pada tujug khalifah sesudahnya yaitu Al-Mahdi 775 – 785 M, Al-Hadi (775 – 786 M), harin al-rasyid (786 – 809 M), al-Ma’mum (813 – 833 M), al-Mu’fashim (833 – 843 M), al-Wasiq (842 – 847 M) dan al-Mutawakkil (847 – 861 M). Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai meningkat dengan peningkatan di sektor pertanian melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi. Terkecuali itu kekayan Bashrah menjadi pelabuhan yang penting.
Popularitas Daulah Bani Abbasiyah mencapi puncaknya pada zaman khalifah Harun al-Rasyid dan putranya al-Ma’mun, ketika mendirikan sebuah akademik pertama dilengkapi pula dengan lembaga untuk penerjemahan. Adapun kemajuan yang dapat dicapai adalah sebagai berikut:
1.      Lembaga dan kegiatan ilmu pengetahuan
Sebelum dinasti Bani Abbasiyah, pusat kegiatan dunia Islam selalu bermuara pada masjid. Masjid dijadikan  centre of education. Pada Dinasti Abbasiyah ini mulai adanya perkembangan keilmuan dan teknologi diarahkan  dalam Ma’had. Lembaga ini kita kenal ada dua tingkatan, yaitu :
a.       Maktab / Kuttab dan masjid, yaitu lembaga pendidikan terendah : tempat dimana anak-anak remaja belajar dasar-dasar bacaan, menghitung dan menulis serta anak remaja belajar dasar-dasar ilmu agama, seperti tafsir, hadits, fikih dan bahasa.
b.      Tingkat pendalaman : para pelajar yang ingin memperdalam Islam pergi keluar daerah atau ke masjid-masjid, bahkan kerumah gurunya.
Pada tahap berikutnya, mulailah di buka madrasah-madrasah yang dipelopori Nizhamul Muluk yang memerintah pada tahun 456 – 485 H. Lembaga inilah yang kemudian berkembang pada masa Dinasti Bani Abbasiyah.
2.      Corak gerakan keilmuan
Gerakan keilmuan pada masa Dinasti Abbasiyah lebih bersifat spesifik, kajian keilmuan yang kemanfaatannya bersifat kedunian bertumpu pada ilmu kedokteran, disamping kajian yang bersifat pada al-Qur’an dan al-Hadits, sedang astronomi, mantiq dan sastra baru dikembangkan dengan penerjemah dari Yunani.
3.      Kemajuan dalam bidang agama
Pada masa Bani Abbasiyah, ilmu dan metode tafsir mulai berkembang terutama dua metode yaitu tafsir bil al-Ma’tsur (interpretasi tradisional dengan mengambil interpretasi dari nabi dan para sahabat dan tafsir bil al-Ra’yi / metode rasional yang lebih banyak bertumpu kepada pendapat dan pikiran daripada hadits dan pendapat sahabat.
Dalam bidang fiqih, pada masa ini lahir fuqaha legendaris seperti : Imam Hanafiah (700 – 767 M), Imam malik (713 – 795 M), Imam Syafi’i (767 – 820 M) dan Imam Ahmad Ibn Hanbal (780 – 855 M)
4.      Perkembangan politik, ekonomi dan administrasi
Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah periode I, kebijakan-kebijakan politik yang dikembangkan antara lain :
a.       Memindahkan ibu kota negara dari Damaskus ke Baghdad.
b.      Memusnahkan keturunan Bani Umayyah.
c.       Merangkul orang-orang Persia dalam rangka politik menperkuat diri Abbasiyah memberi peluang dan kesempatan besar kepada kaum Mawali.
d.      Menumpas pemberontakan-pemberontakan.
e.       Menghapus politik kasta.
f.       Para khalifah tetap dari keturunan Arab, sedangkan para menteri, panglima, gubernur dan para pegawai lainnya dipilih dari keturunan Persia dan Mawali.
g.      Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan mulia.
h.      Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya.
i.        Para menteri turunan Persia diberi kekuasan penuh untuk menjalankan tugasnya dalam pemerintahan.
Selain kemajuan diatas, pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan maju dan menunjukkan angka vertikal. Devisa negara penuh dan melimpah ruah. Khalifah al-Mansur merupakan tokoh ekonomi Abbasiyah yang mampu meletakkan dasar-dasar yang kuat dalam ekonomi dan keuangan negara di sektor perdagangan pun merupakan yang terbesar di dunia saat itu dan Baghdad sebagai kota pusat perdagangan.

B.     Faktor Pendukung Masa Keemasan
Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi masa keemasan Bani Abbasiyah, khususnya dalam bidang bahasa, yaitu :
1.      Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna. Bangsa itu memberi saham-saham tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
2.      Gerakan terjemahan yang berlangsung dalam 3 fase :
a.       Fase pertama, pada masa khalifah al-Mansur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya dalam bidang astronomi dan mantiq.
b.      Fase kedua berlangsung mulai khalifah al-Ma’mun hingga tahun 300 H.
c.       Fase ketiga, berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Bidang-bidang yang diterjemahkan semakin luas. Dengan gerakan terjemahan, bukan saja membawa kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan umum, tetapi juga ilmu pengetahuan agama. Akan tetapi, secara garis besar ada dua faktor penyebab tumbuh dan kejayaan Bani Abbasiyah, yaitu :
1).  Faktor internal : faktor yang berasal dari dalam ajaran Islam yang mampu memberikan motivasi bagi para pemeluk untuk mengembangkan peradabannya.
2).  Faktor eksternal, ada 4 pengaruh yaitu :
a).  Semangat Islam
b).  Perkembangan ilmu pengetahuan
c).  Perkembangan organisasi negara
d).  Perluasan daerah Islam
Adapun penyebab keberhasilan kaun penganjur berdirinya khalifah Bani Abbasiyah adalah karena mereka berhasil menyadarkan kaum muslimin pada umumnya, bahwa Bani Abbasiyah adalah keluarga yang dekat kepada Nabi dan bahwasanya mereka akan mengamalkan al-Qur’an dan sunnah Rasul serta menegakkan syari’at Islam.

C.    Lahirnya Tokoh-tokoh Intelektual Muslim
Pada masa Daulah Bani Abbasiyah, telah banyak tokoh-tokoh intelektual muslim yang berhasil menemukan berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain yaitu :
1.      Filsafat
Setelah kitab-kitab filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, kaum muslimin sibuk mempelajari ilmu filsafat, sehingga lahir filsafat dunia yang terkenal, yaitu :
a.       Abu Ishak al-Hindy (karyanya lebih dari 231 judul)
b.      Abu Nashr al-Faraby (laryanya sebanyak 12 buah)
c.       Ibnu Sina (karyanya al-Qanun fil al-thib)
d.      Ibnu Bajah
e.       Ibnu Thufnil
f.       Al-Ghazali (terkenal dengan karyanya Ihya ’Ulumuddin)
g.      Ibn Rusyd (terkenal dengan Averoes di wilayah Barat)
2.      Kedokteran
Daulah Bani Abbasiyah telah melahirkan banyak dokter ternama, yaitu :
a.   Abu Zakaria Yuhana Ibn Masawih
b.   Sabur ibn Sahal
c.   Abu Zakaria al-Razi (tokoh pertama yang membedakan cacar dengan measks).
d.   Ibnu Sina.
3.      Matematika
Diantara ahli matematika Islam terkenal adalah beliau pengarang kitan Al-Zebra (Al-Jabar) ahli matematika yang berhasil menemukan angka nol (0).
4.      Farmasi dan Kimia
Di masa para ahli farmasi dan kimia pada masa pemerintahan Dinasti bani Abbasiyahadalah Ibnu Baithar (karyanya yang terkenal adalah al-Mughni).
5.      Perbintangan
Tokoh ilmu perbintangan antara lain adalah :
a.   Abu Manshur al-Falaky
b.   Jabir al-Batany (pencipta teropong bintang)
c.   Raihen al-Bairleny
d.   Abu Ali al-Hasan ibn al-Hitami (terkenal dengan al-Hazem dalam bidang optik).
6.      Tafsir dan hadits
Ilmu tafsir yang berkembang pesat adalah tafsir al-Matsur dan al-Ra’yi diantara tokoh-tokohnya adalah :
a.       Ibnu Jarir al-Thabari (ahli tafsir al-Ma’tsur)
b.      Ibnu Athiyah al-Andalusy (ahli tafsir al-Ma’tsur)
c.       Abu Bakar Asam (ahli tafsir ar-Ra’yi)
Sedangkan tokoh ilmu hadits yang terkenal antara lain :
a.       Imam Bukhori
b.      Imam Muslim
c.       Ibnu Majah
d.      Abu Dawud
e.       Al-Nasa’i
7.      Kalam dan bahasa
Perdebatan para ahli mengenai dosa, pahala, surga dan neraka serta pembicaraan mereka mengenai ilmu ketuhanan atau tauhid menghasilkan ilmu, yaitu ilmu tauhid dan ilmu kalam, para pelopornya adalah Jazam Ibnu Shafwan, Wajil bin Atha. Sedangkan ilmu bahasa yang berkembang pada waktu itu adalah nahwu, bayan badi’ dan aruddl. Diantara ilmuan bahasa yang terkenal adalah :
a.       Imam Sibawih (karyanya terdiri dari 2 jilid setebal 1000 halaman)
b.      Al-Kasai
c.       Abu Zakaria al-Farra (kitab nahwunya terdiri dari 6.000 halaman).

IV.        KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa puncak keemasan Daulah Bani Abbasiyah adalah terletak pada periodenya yaitu pada masa khalifah Harun al-Rasyid dan juga terletak pada masa khalifah Al-Makmun (putra Harun Al-Rasyid).
Pada zaman itu muncul beberapa intelektual-intelektual muslim yang berhasil menemukan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat penting, baik itu pengetahuan agama maupun umum. Adapun faktor yang mendukung masa keemasannya terdapat dua sektor, yaitu sektor internal dan dektor eksternal.

V.        PENUTUP
Alhamdulillah segala puji bagi Allah, karena atas taufiq dan hidayah-Nya, pemakalah bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini,. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun penulis. Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka saran dan kritik yang dapat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA

Muradi, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang : Thaha Putra, 2003.

Syalaby, A, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta : Al;-Husna Zikra, 1997.

Yatim. Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : raja Grafindo Persada, 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar